Rabu, 06 Januari 2016

TENTANG DAKWAH



KUMPULAN DALIL-DALIL TENTANG DAKWAH

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran [3]: 104)
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran [3]: 110)
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125)
وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 87)
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 56)
قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللّهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".” (Q.S. Yusuf [12]: 108)
نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi mu'minin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. At-Taubah [9]: 122)
وَإِنَّكَ لَتَدْعُوهُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Al-Mu'minun [23]: 73)
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah [9]: 71)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِداً وَمُبَشِّراً وَنَذِيراً
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan.” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 45)
وَدَاعِياً إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُّنِيراً
“dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 46)
http://khuruj.tripod.com/imagelib/sitebuilder/layout/spacer.gif
Firman Allah swt:

“Dan siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru(manusia) kepada Allah dan mengerjakan amal shaleh dan berkata, “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)”. (Fishilat: 33).

“Dan berilah peringatan, sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang beriman.”

“Dan suruhlah keluargamu (umatmu) dengan sholat dan bersabarlah atasnya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberimu rezeki. Dan akibatnya (yang baik) itu bagi orang yang bertakwa.” (Thaha: 132)

“Hai anakku dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah atas apa-apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah urusan yang di utamakan.” (Luqman: 17)

Dan hendakklah ada di antaramu segolongan umat yang mengajak (manusia) kepada kebaikan), menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran: 104)

Kalian adalah sebaik-baik umat yang di lahirkan bagi manusia, kalian menyuruh (berbuat) kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan kalian beriman kepada Allah.” (ali imran: 110)

Tiada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian antara manisia. Dan barang siapa berbuat demikian karena mengharap ridho Allah, maka Kami akan memberinya pahala yang besar.” (an-Nisa: 114)

Hadist Rasulullah saw:

Dari abu sa’id Al-khudri ra. Berkata, “aku mendengar Rasululla saw. Bersabd, “Barang siapa melihat kemungkaran di lakukan di hadapannya, maka cegahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lidahnya. Jika tidak mampu maka bencilah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lamahnya iman.” (Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i-At-targhib)

Dari nu’man bin Basyir ra., Nabi bersabda “perumpamaan seseorang yang berada dalam batasan Allah dan orang yang melanggar batasan-Nya, adalah seperti dua kelompok manusia yang naik sebuah perahu. Sebagian mereka duduk di bagian atas dan yang lainnya di bagian bawahnya. Orang-orang yang di bawah itu, jika memerlukan air maka yang di bagian bawah itu berkata, “seandainya kita lubangi saja bagian bawah perahu ini, tentu kita tidak menyusahkan orang-orang di atas!!” Apabila orang yang di bagian atas membiarkan mereka, maka semuanya akan celaka. Dan jika yang di atas mencegah mereka, maka semuanya akan selamat.” (Bukhari, Tirmidzi)

Dari ibnu mas’ud ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “penyebab utama kehancuran Bani Israil adalah, jika orang(sholeh) di antaranya mereka bertemu dengan pelaku maksiat, ia berkata, “Takutlah kamu kepada Allah,  jangan berbuat begitu, karena hal itu tidak halal bagimu!” kemudian esoknya orang sholeh itu bertemu kembali dengan orang orang itu dalam keadaan yang sama, tetapi ia tidak melarangnya, bahkan orang sholeh itu makan, minum, dan duduk bersamanya. Ketika mereka berbuat demikian, Allah swt. menyatukan hati mereka (hatinya di samakan dengan hati pelaku maksiat tersebut). Kemudian Rasullulah saw. Membaca ayat, ‘Lu’inal ladzina kafaruu min banii Israaiila…samapi humul fasiqun.”  Yang artinya, “Telah di laknat orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Dawud dan ‘Isa putra maryam. Hal itu di sebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. Mereka tidak saling melarang kemungkaran yang mereka lakukan. Sungguh amat buruk apa yang mereka lakukan itu. Engkau lihat kebanyakan dari mereka mengangkat orang-orang kafir menjadi pemimpin. Sungguh amat buruk apa yang mereka sediakan bagi diri mereka, yaitu kemurkaan Allah ke atas mereka dan mereka kekal dalam Adzab. Dan jika mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan apa-apa yang di turunkan kepadanya, tentulah mereka tidak akan mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin, tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” Kemudian Nabi saw. Bersabda, “Ingatlah! Demi Allah, kalian harus mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan,cegahlah mereka yang berbuat zhalim dan serulah mereka kepada kebenaran yang hakiki.” (Abu Dawud, Tirmidzi-At targhib)

Dari Jarir bin Abdullah ra. Berkata, “saya mendengar rasulullah saw. Bersabda, “Tidaklah seseorang berada di suatu kaum, dan ia berbuat maksiat, tetapi mereka tidak mencegahnya padahal mereka mampu mencegahnya, melainkan allah akan menimpakan kepada mereka bencana sebelum mereka mati.” (Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu hibban, Al-ashbahani –AtThargib)